Semarang, 26 Juni 2025 — Di balik semangat mengejar ilmu dan kemandirian hidup sebagai perantau, mahasiswa yang tinggal di indekos sering kali dihadapkan pada tantangan tersembunyi: menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Persoalan personal hygiene, yang tampak sederhana, justru berpotensi menjadi bom waktu penyebaran penyakit menular jika diabaikan dalam kehidupan sehari-hari.

Menyadari urgensi ini, Kelompok 4 Tim KKN-T 117 Universitas Diponegoro hadir membawa angin perubahan melalui kampanye bertajuk “Peningkatan Personal Hygiene Mahasiswa Indekos dengan Prinsip WASH”. Prinsip Water, Sanitation, and Hygiene (WASH) menjadi fondasi utama gerakan ini—yakni penyediaan air bersih, sanitasi layak, serta perilaku higienis demi menciptakan lingkungan hidup yang sehat.

Kelompok 4 Tim KKN-T 117 melakukan sosialisasi Program KKN dengan penghuni indekos sebagai upaya dukungan higienitas dan sanitasi air bersih dengan prinsip WASH.

Berawal dari kolaborasi antara mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, pengelola indekos, dan kader kesehatan, kampanye WASH kini bergulir di lebih dari 15 titik indekos di kawasan Tembalang. Dengan menggandeng pengelola indekos, kader kesehatan, serta warga setempat, para mahasiswa tidak hanya menyampaikan materi sosialisasi, tetapi juga menciptakan beragam inovasi praktis: mulai dari poster edukatif, aturan kebersamaan terkait kebersihan, hingga penyanitasi tangan otomatis yang diterapkan di indekos RT 01/RW 02, Kelurahan Tembalang. Kampanye ini menyasar berbagai aspek kebersihan harian. Mulai dari pengelolaan limbah dapur, minum melalui dispenser air minum bersama, penyimpanan makanan yang aman, hingga rutin mencuci tangan dengan sabun. Bahkan, perilaku kecil seperti memotong kuku, mencuci pakaian secara berkala, dan merawat rambut pun dikampanyekan sebagai bagian dari gaya hidup sehat mahasiswa.

Yang membedakan gerakan ini bukan hanya muatannya yang edukatif, tetapi juga pendekatannya yang partisipatif dan kontekstual. Setiap program dirancang berdasarkan kebutuhan dan kondisi nyata penghuni indekos, sehingga intervensinya tidak menggurui, melainkan memberdayakan. Inisiatif ini membuktikan bahwa perubahan budaya bisa dimulai dari ruang-ruang kecil seperti indekos. Cukup dengan air bersih, sabun, dan kesadaran bersama, kualitas hidup mahasiswa bisa meningkat secara signifikan—dan secara tak langsung, menciptakan lingkungan yang lebih aman, sehat, dan manusiawi.