Semarang, 1 Oktober 2025 — Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro patut berbangga atas capaian salah satu dosennya, Adriyan Pramono, S.Gz., M.Si., Ph.D, yang berhasil meraih Juara 1 Dosen Berprestasi Tingkat Fakultas Kedokteran UNDIP 2025. Keberhasilan ini menempatkannya sebagai wakil fakultas untuk melaju ke ajang Pemilihan Pegawai Berprestasi Universitas Diponegoro 2025 kategori dosen berprestasi.
Adriyan, dosen Departemen Ilmu Gizi, dikenal sebagai sosok akademisi yang produktif, inovatif, sekaligus inspiratif. Sejak menyelesaikan studi doktoralnya di Maastricht University melalui beasiswa LPDP, ia konsisten mengembangkan riset di bidang gizi metabolik, nutrigenomik, dan epidemiologi klinik dengan pendekatan translasi yang menghubungkan laboratorium, klinik, industri, hingga kebijakan. Salah satu capaian terbesarnya adalah penelitian pengembangan tepung buah lindur (Bruguiera gymnorrhiza), biodiversitas mangrove Indonesia, sebagai prebiotik. Penelitian ini menghasilkan temuan penting terkait peningkatan hormon GLP-1/PYY, perbaikan profil lipid, penurunan inflamasi sistemik, serta peningkatan metabolit SCFA. Selain menghasilkan publikasi internasional bereputasi Q1 di Heliyon, riset ini juga melahirkan paten terdaftar yang memperkuat hilirisasi hasil penelitian ke arah produk dan kebijakan nyata.
Portofolio inovasinya tidak berhenti di sana. Adriyan juga memiliki paten sederhana enkapsulasi vitamin D3, formulasi kombucha antidiabetes, serta produk edukasi literasi gizi. Jejak akademiknya terbilang kuat, dengan lebih dari 30 publikasi di jurnal internasional bereputasi seperti Clinical Obesity, Frontiers in Nutrition, hingga Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition. Indikator bibliometriknya pun mengesankan, dengan H-index Scopus 15, Google Scholar 20, dan skor SINTA 1889. Dedikasinya diakui tidak hanya oleh mahasiswa, tetapi juga lembaga nasional, salah satunya penghargaan dari BRIN pada tahun 2021 bersama sejawat UNDIP.
Selain sebagai peneliti, Adriyan aktif memperkuat internasionalisasi UNDIP. Ia berperan sebagai Review Editor di jurnal Frontiers in Endocrinology (Obesity Section), menjadi pembicara undangan di berbagai forum ilmiah, dan menggagas kegiatan akademik internasional seperti summer course, konferensi ICTMHS, hingga program visiting professor dan postdoctoral. Dalam pendidikan, ia dikenal sebagai pengajar yang mengintegrasikan hasil riset ke dalam materi kuliah dari tingkat sarjana hingga doktoral. Evaluasi mahasiswa menunjukkan bahwa pendekatan ini membuat pembelajaran lebih relevan dan aplikatif.
Dalam pengabdian masyarakat, Adriyan juga terlibat aktif dalam advokasi penanggulangan obesitas anak melalui kolaborasi UNDIP, UNICEF, dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang akan berjalan hingga 2030. Kolaborasi dengan industri pun ia jalankan, di antaranya bersama PT Kalbe Farma dan PT Gizi Gama dalam penelitian klinik serta penyusunan panduan manajemen obesitas. Kontribusi ini memperlihatkan bagaimana perannya menjembatani ilmu pengetahuan dengan implementasi nyata yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Seleksi universitas akan menjadi babak baru yang menantang, di mana Adriyan akan bersaing dengan kandidat terbaik dari seluruh fakultas di UNDIP. Sesuai pedoman resmi, seleksi mencakup evaluasi portofolio, presentasi inovasi, hingga wawancara mendalam. Bagi Adriyan, kesempatan ini merupakan momentum untuk menunjukkan bahwa dedikasi dan inovasinya layak mewakili fakultas dan membawa nama baik UNDIP di level universitas.
“Motivasi saya adalah bagaimana riset tidak berhenti di laboratorium, tetapi bisa sampai ke kebijakan, industri, bahkan masyarakat luas. Saya ingin Undip semakin dikenal sebagai universitas dengan kontribusi nyata bagi bangsa,” ungkap Adriyan.
Keberhasilan Adriyan Pramono meraih juara 1 di tingkat fakultas menjadi bukti bahwa kualitas dosen di Universitas Diponegoro mampu bersaing secara nasional maupun internasional. Harapannya, langkahnya di tingkat universitas akan semakin menguatkan posisi UNDIP sebagai pusat unggulan riset dan pendidikan gizi di Indonesia, sekaligus menginspirasi generasi akademisi berikutnya untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi pembangunan bangsa.