Semarang, 26 Juni 2025 — Di balik aroma gurih jajanan di sekitar kampus Universitas Diponegoro (UNDIP), tersembunyi peluang besar untuk menghadirkan pangan yang lebih aman dan usaha yang lebih maju. Peluang itulah yang ditangkap oleh Kelompok 6 Tim KKN-T 120 UNDIP melalui aksi nyata di RW 07, Kelurahan Tembalang, dengan misi utama: mendorong keamanan pangan sekaligus memberdayakan pelaku usaha jajanan lokal.
Dengan mengusung tema “Peningkatan Keamanan Pangan Jajanan di Sekitar Kampus Universitas Diponegoro Melalui Edukasi, Pendampingan, dan Strategi Pemasaran Digital,” program ini dirancang lintas disiplin dan menyentuh langsung kebutuhan para pedagang. Mulai dari edukasi soal bahan tambahan pangan (BTP) berbahaya, hygiene dan sanitasi, hingga pengelolaan keuangan, legalitas usaha, dan pemasaran digital.
Langkah awal berupa sosialisasi yang digelar pada 31 Mei 2025 di Balai Kelurahan Tembalang pun disambut hangat oleh para pelaku usaha dan tokoh masyarakat. Sosialisasi ini tak sekadar menyampaikan teori, tapi dikemas dengan diskusi praktis dan langsung menyentuh realitas di lapangan.
Tak berhenti di ruang diskusi, para mahasiswa membawa edukasi itu ke tingkat praktik. Salah satunya, uji BTP pada pangan jajanan yang membuahkan hasil positif—produk pangan terbukti bebas dari formalin, rhodamin B, methanyl yellow, dan siklamat. Selain itu, mereka membantu pelaku usaha menyusun SOP hygiene sanitasi, membuat label gizi pada produk, hingga memfasilitasi pembuatan akun Shopee Food dan SIAPIK untuk membantu pencatatan keuangan usaha.
Yang tak kalah penting, para pelaku usaha juga dibantu memperoleh Nomor Induk Berusaha (NIB) serta dibuatkan buku profil usaha yang bisa digunakan sebagai materi promosi dan branding UMKM setempat.
“Terima kasih ya mas, mbak. Program ini sangat membantu. Kebetulan usaha saya memang sedang ingin mendaftar Shopee Food, alhamdulillah dibantu sampai jadi,” ujar Mas Fadhil, salah satu pedagang di RW 07.
“Dengan bantuan anak-anak KKN ini, usaha saya bisa punya izin resmi. NIB ini sangat penting buat kami yang jualan di lingkungan kampus,” tambah Pak Sukamto, pemilik usaha jajanan lainnya.
Program yang berjalan selama tujuh minggu (6 Mei – 21 Juni 2025) ini menunjukkan bahwa keberlanjutan UMKM tak hanya bergantung pada modal, tapi juga pada edukasi dan pendampingan yang tepat.
Melalui semangat kolaborasi, mahasiswa KKN UNDIP membuktikan bahwa pengabdian bukan hanya soal hadir, tetapi juga soal memberi dampak nyata—baik dari segi keamanan pangan maupun penguatan ekonomi lokal. Dengan fondasi yang telah dibangun, besar harapan program ini dapat menjadi gerakan berkelanjutan yang turut membangun ekosistem pangan jalanan yang sehat, aman, dan memberdayakan.