[GIZIKLOPEDIA]
[Seputar Info : Giziklopedia Fakta dan Mitos Peningkatan Kolesterol Paska Idul Adha]
Hai, Nutrilicious!
Bertemu lagi dengan Giziklopedia di bulan Juni setelah bulan lalu kita bertemu, nih!. Peringatan hari besar umat Islam yang baru saja diselenggarakan yakni Idul Adha menjadi momentum bagi masyarakat Indonesia untuk menyantap berbagai macam daging mulai dari daging kambing, sapi, kerbau, hingga unta. Daging-daging tersebut umumnya diolah menjadi sate, rendang, gulai, tongseng, dan lain sebagainya. Sadar atau tidak, apabila diamati olahan-olahan hari raya sangat identik dengan campuran santan di dalamnya yang konon katanya bisa memicu peningkatan kadar kolesterol, loh, sobat Nutrillicious. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah paska Idul Adha ini sering terjadi di beberapa orang. Sebenarnya penyebab peningkatan kadar kolesterol dipicu oleh apa ya? Lalu cara yang tepat untuk meredakannya dengan apa ya, sobat? Yuk Simak artikel di bawah ini!
- Santan
Mengonsumsi campuran olahan dengan santan seringkali dipercaya oleh masyarakat sebagai salah satu pemicu peningkatan kadar kolesterol dalam darah. Hal tersebut benar terbukti berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Santan merupakan salah satu bahan dalam pembuatan rendang, gulai, tongseng, dan lain sebagainya. Penggunaan santan dinilai memiliki kekurangan salah satunya karena kadar lemak jenuh atau Low Density Lipoprotein (LDL) yang cukup tinggi. Penggunaan santan dalam masakan yang memiliki rentang waktu pengolahan yang lama dapat meningkatkan kandungan kolesterol.1 Konsumsi berlebih olahan santan ini dapat menyebabkan penumpukan plak sehingga terjadi sumbatan aliran darah yang meningkat risiko penyakit serangan jantung maupun stroke. Terdapat beberapa tips yang mungkin bisa membantu sobat sekalian agar santan tidak meningkatkan diantaranya yakni mengganti santan dengan Fibercreme yang terbuat dari karbohidrat alami dan oligosakarida sehingga lebih mudah diserap usus dan dapat mengurangi risiko terjadinya peningkatan kolesterol.2 Selain itu, dapat memilih santan yang rendah lemak, memilih teknik memasak yang benar, memasak santan kurang dari 3 menit, dan menghindari memanaskan makanan yang mengandung santan berulang kali.
- Daging
Kambing merupakan salah satu hewan kurban yang banyak diyakini memiliki kandungan kolesterol atau lemak yang tinggi pada dagingnya. Faktanya, daging domba yang memiliki jumlah lemak tertinggi dalam 100 gramnya yakni 27,7 gram. Berdasarkan buku panduan TKPI tahun 2020, 100 gram daging sapi segar mengandung lemak sebanyak 22 gram, sedangkan dalam 100 gram daging kambing segar hanya mengandung 9,2 gram saja. Meski demikian, pengaturan pola makan harus tetap dijaga agar lonjakan kadar kolesterol yang tidak diharapkan tidak terjadi. Perlu diperhatikan kembali bagian dari daging merah yang rendah lemak, diantaranya adalah gandik, tanjung, bagian atas, serta bagian ujung sirloin.3
- Porsi
Momentum berkumpul dan makan olahan daging bersama dengan keluarga saat hari raya Idul Adha banyak dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia. Hal tersebut memungkinkan menjadi salah satu pemicu lonjakan kadar kolesterol karena mengonsumsi daging merah tidak sesuai anjuran atau porsi sehari. Berdasarkan laporan di laman World Cancer Research Fund, aturan makan daging dalam sehari tidak boleh melebihi batas normal yakni 50 gram hingga 70 gram.
- Solusi
Bagi teman-teman yang mungkin merasa berdosa karena telah mengonsumsi banyak olahan daging merah sehingga overthink terhadap kenaikan kolesterol, jangan khawatir karena kami memiliki beberapa tips agar kadar kolesterol kembali normal, yakni :
- Banyak mengonsumsi serat dari buah-buahan maupun sayur-sayuran karena serat larut dapat menyerap dan membuang kolesterol “jahat” seperti pada buah apel, pisang, serta sayuran daun hijau.
- Mengonsumsi buah alpukat karena dapat meningkatkan kadar kolesterol baik dalam darah atau yang biasa dikenal dengan High Density Lipoprotein (HDL).
- Mengonsumsi air rebusan daun karsen karena mengandung flavonoid dan saponin yang dapat mengurangi penimbunan lemak serta meningkatkan tingkat ekskresi.4
- Meningkatkan aktivitas fisik (olahraga) agar kadar trigliserida menurun seperti jalan kaki, jogging, berenang, lari, bersepeda, senam, mendayung, dll.5
- Penggunaan obat sesuai dengan anjuran dan pengawasan dokter merupakan usaha terakhir apabila perbaikan pola diet maupun olahraga tidak berdampak efektif pada tubuh.5
Daftar Pustaka
- Wiwiwinanda, Haris MI, Anindyasari D, Wibowo A. Kadar lemak dan organoleptik rendang dengan penggunaan serat krim sebagai substitusi santan. Jurnal Peternakan Lingkungan Tropis. 2023;6(2):89-99.
- Martadjaja IGMID. Gulai kambing menggunakan Fibercreme sebagai pengganti santan. Jurnal Gastronomi Indonesia. 2022;10(2):69-78.
- Supriyatin, Prambudi H. Kajian kualitas kimia daging sapi tenderloin dan sirloin di RPH tradisional di Kabupaten Cirebon. Jurnal Health Sains. 2020;1(2):1-9.
- Wahyuni S, Wahab M, Fitriani L. Upaya menurunkan kadar kolesterol pada lansia melalui pemberian air rebusan daun karsen. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 2022;2(1):234-238.
- Anakonsa S, Widiany FL, Inayah I. Hubungan aktivitas olahraga dengan kadar kolesterol pasien penyakit jantung koroner. Jurnal Ilmu Gizi Indonesia. 2019;2(2):125-132.
“By cleansing your body on a regular basis and eliminating as many toxins as possible from your environment, your body can begin to heal itself, prevent disease, and become stronger and more resilient than you ever dreamed possible!” – Dr. Edward Group III
Bidang Penelitian Penalaran dan Keilmuan
Himpunan Mahasiswa Ilmu Gizi