Ulat Sagu, Si Kecil Kaya Protein

[GIZIKLOPEDIA]

[Seputar Info : Ulat Sagu, Si Kecil Kaya Protein]

Hai Nutrilicious!

Bertemu lagi dengan Giziklopedia di bulan Desember, nih..

Kira-kira kali ini kita akan membahas tentang apa ya?

Nah, kali ini Giziklopedia akan membahas tentang Ulat Sagu.. Wah menarik banget kann.. Yuk, Langsung aja simak penjelasannya di bawah ini!!!

 

“Makan ulat? Geli tau! Kayak ga ada makanan lain aja, deh.”

Ya, mungkin kebanyakan orang akan berpikir demikian ketika mendengar bahwa ulat ternyata bisa menjadi salah satu sumber makanan. Eits, tapi tidak semua ulat bisa dimakan, yaa. Ulat yang umumnya dikonsumsi terutama oleh masyarakat di Indonesia bagian timur adalah ulat sagu. Kegiatan mengkonsumsi serangga atau disebut juga dengan istilah entomophagy bukanlah suatu hal yang baru di dunia, termasuk di Indonesia. Tak hanya ulat sagu yang banyak dikonsumsi di daerah Indonesia Timur seperti Papua dan Maluku, di daerah lain ada yang menjadikan serangga sebagai bahan pangan. Misalnya, di Ciamis terdapat olahan jangkrik goreng dan di Jawa Timur terdapat olahan larva tawon, kepompong jati goreng, dan rempeyek laron.1

Ulat sagu yang selama ini kita kenal merupakan hasil dari larva kumbang merah kelapa (Rhynchophorus ferruginesus). Pohon sagu yang sudah mengalami pembusukan akan dihinggapi oleh kumbang dan larva kumbang yang hidup akan menjadi ulat sagu. Ulat sagu umumnya dikonsumsi secara langsung/mentah, ataupun dimasak kering dengan berbagai bumbu, dibuat menjadi sate, dan masakan lainnya. Ulat sagu yang mentah memiliki cita rasa gurih dan sedikit aroma sagu. Ketika digigit, dari perut ulat sagu akan mengeluarkan cairan yang rasanya manis.2

Pengembangbiakkan ulat sagu dilakukan pada sisa-sisa potongan pohon sagu. Ulat sagu dapat dipanen saat 30-40 hari setelah pohon sagu ditebang. Kandungan protein yang tinggi yang terdapat dalam ulat sagu inilah yang nantinya digunakan untuk membentuk protein struktual yang diperlukan dalam pembentukan jaringan tubuh larva.3 Ulat sagu termasuk ke dalam jenis serangga ambivalen yang artinya serangga ini dapat menjadi organisme merugikan sebagai hama dalam sektor perkebunan dan juga dapat menguntungkan sebagai sumber protein.4 Dalam 100 gram ulat sagu yang dikeringkan, terkandung 53 gram protein dan 15 gram lemak. Kandungan protein dan lemak yang dimiliki ulat sagu lebih tinggi dibandingkan pada ikan bandeng, ikan cakalang, ikan kembung, daging sapi, dan daging ayam. Selain itu, ulat sagu juga memiliki kandungan mineral, seperti kalsium, zat besi, dan zinc.1 Ulat sagu juga memiliki beberapa asam amino esensial, seperti aspartat (1,84%), asam glutamat (2,72%), tirosin (1,87%), lisin (1,97%), dan methionin (1,07%).2

Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), pada tahun 2050 penduduk dunia akan mencapat 9,8 miliar orang, dan berakibat pada produksi pangan yang dibutuhkan bertambah dua kali lipat. Semakin meningkat jumlah populasi manusia, maka kebutuhan pangan juga akan semakin meningkat. Hal tersebutlah yang membuat serangga diprediksi sebagai salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan manusia akan pangan. Tentu bukan hanya bertujuan untuk mengenyangkan saja, tetapi juga untuk memenuhi zat-zat gizi penting yang diperlukan oleh tubuh manusia.1

Nah, itulah penjelasan mengenai Ulat sagu sebagai makanan tinggi protein. Gimana nih setelah membaca artikel di atas? Pastinya sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan kan… Sobat Nutrilicious bisa banget nih, untuk mencicipi olahan ulat sagu, tetapi ingat yaa bagi yang memiliki alergi terhadap makanan tinggi protein harus lebih berhati-hati karena ulat sagu memiliki kandungan protein yang tinggi.

Daftar Pustaka

  1. Girsang P. Serangga, Solusi Pangan Masa Depan. Jurnal Pembangunan Perkotaan. 2018;6(2):69-76.
  2. Fahima A, Mukaromah Ah, Ethica Sn, Editors. Profil Protein Berbasis Sds-Page Pada Ulat Sagu Hasil Pengeringan Dengan Garam Dan Tanpa Garam. Prosiding Seminar Nasional & Internasional; 2018.
  3. Lidaya N, Ethica Sn, Mukaromah Ah, Editors. Profil Protein Ulat Sagu (Rhynchophorus Ferrugenesis) Yang Digoreng Dan Dipanggang Menggunakan Metode Sds-Page. Prosiding Seminar Nasional & Internasional; 2018.
  4. Elvira S, Mukaromah Ah, Ethica Sn, Editors. Profil Protein Berbasis Sds-Page Ulat Sagu (Rhynchophorus Ferruginesus) Hasil Pemanggangan Dengan Oven Dan Microwave. Prosiding Seminar Nasional & Internasional; 2018.

 

Your diet is a bank account. Good food choices are good investments.” – Benthenny Frankel.

 

Bidang Penelitian, Penalaran, dan Keilmuan
Himpunan Mahasiswa Ilmu Gizi