[GIZIKLOPEDIA]
[Seputar Info: Santan: Si Putih Pemberi Rasa Gurih]
Halo Nutrilicious!
Bertemu lagi dengan Giziklopedia
Gimana puasanya sebulan kemarin, lancar? Yang ngutang jangan lupa dibayar yak!
Btw, selama lebaran udah makan apa aja? Opor udah kali ya, wajib soalnya hidangan satu ini
Eits, kalian pasti udah pada tau kan opor ini kuahnya gurih banget karena terbuat dari santan?
Usut punya usut katanya santan ini bikin gendut, bikin kolesterol tinggi, dan hal lainnya yang berdampak negatif bagi tubuh
Hmmm… apa iya ya? Jadi ragu, sebenarnya ini tuh mitos atau fakta?
Daripada terus penasaran mending kuy langsung baca dan scroll sampai habis!
Santan merupakan produk hasil olahan dari kelapa, untuk memperoleh kekentalan santan yang sesuai biasanya dilakukan penambahan emulsifier sehingga emulsinya lebih stabil. Santan kelapa juga dikenal sebagai emulsi lemak dalam air yang berwarna putih susu, mengandung protein, serta zat-zat gizi lainnya dan distabilisasi secara alamiah oleh protein (globulin dan albumin) dan fosfolipida. Pada umumnya, santan kelapa digunakan untuk menambah cita rasa gurih pada makanan serta berfungsi sebagai pengganti susu pada proses pembuatan coklat dan permen.
Santan murni secara alami mengandung sekitar 54% air, 35% lemak, dan 11% padatan tanpa lemak (karbohidrat ± 6%, protein ± 4%, dan padatan lain) yang dikategorikan sebagai emulsi minyak dalam air. Santan juga mengandung sejumlah vitamin dan mineral. Komposisi ini sangat bervariasi tergantung pada sifat alami bahan baku (buah kelapa), metode ekstraksi, serta jumlah air yang ditambahkan. Kandungan energi per 100 gram santan encer adalah 122 kkal.1 Adapun komposisi santan menurut USDA, adalah sebagai berikut;
- Kalori : 229 kkal
- Karbohidrat : 6 g
- Protein : 2,3 g
- Lemak jenuh : 21 g
- Lemak tak jenuh ganda : 0,3 g
- Serat pangan : 2,2 g
- Gula : 3,3 g
- Kalium : 263 mg
- Natrium : 15 mg
- Zat besi : 1,6 mg
- Kalsium : 16 mg
- Vitamin C : 2,8 mg
- Magnesium : 37 mg
Santan merupakan lemak jenuh nabati. Komponen terbanyak dalam santan selain air adalah lemak. Sekitar 98% lemak pada santan berupa lemak jenuh.Berbeda dengan lemak jenuh pada umumnya yang terdiri atas asam lemak rantai panjang (LCFA: Long Chain Fatty Acid), asam lemak pada santan adalah MCFA (Medium Chain Fatty Acid). Jika LCFA berpotensi menyebabkan penyumbatan pembuluh darah, peningkatan timbunan lemak tubuh, serta menyebabkan peradangan. Tidak demikian dengan MCFA santan. MCFA santan memiliki sifat yang sama dengan lemak pada ASI (Air Susu Ibu) dan lemak yang dieksresikan oleh kelenjar sebaceous. MCFA adalah lemak pelindung yang membuat tubuh terhindar dari penyakit. MCFA pada santan tidak menyebabkan kolesterol meningkat, penumpukan plak pada arteri, maupun melukai dinding arteri sehingga memicu kenaikan tekanan darah. Santan juga mengandung cukup banyak kalium, yang berfungsi untuk memelihara kestabilan tekanan darah bagi penderita hipertensi serta memiliki peranan penting untuk mendorong berfungsinya saraf dan otot. Magnesium pada santan cukup menambah pasokan tubuh, setiap 100 gram santan telah memasok sekitar 1/6 dari kebutuhan magnesium harian.2 Tak hanya itu, santan juga mengandung enzim lipase (santan tanpa penambahan air memiliki aktivitas enzim lipase yang tinggi dibandingkan dengan santanyang ditambah dengan air).3
Bagi orang dewasa, santan dapat dijadikan sebagai minuman berkhasiat. Dalam ayurveda, para praktisi pengobatan ala India memiliki cara khusus menggunakan santan sebagai salah satu obat alami. Minum santan murni dipercaya dapat mengobati sakit perut yang diduga disebabkan infeksi oleh suatu kuman. Santan segar juga dipercaya dapat bermanfaat untuk menguatkan gigi yang mudah goyang serta mencegah gigi keropos karena menjadi sarang bagi kuman. Santan juga populer sebagai bahan alami untuk kecantikan. Di sejumlah negara, santan dijadikan bahan alami untuk menjaga keindahan rambut. Wanita India suka menggunakan santan segar untuk keramas.
Menurut Rista Yulianti Mataputun, S.Gz., ahli gizi RS Indriati Solo Baru saat diwawancarai oleh media Kompas, ia mengungkapkan bahwa cara mengolah santan yang baik dan benar adalah; Pertama, tidak dimasak lebih dari 3 menit, karena saat dimasak dalam keadaan terlalu lama hingga mendidih maka santan akan berubah menjadi sumber lemak jenuh. Kedua, tidak memanaskan makanan yang mengandung santan, karena hal ini dapat menyebabkan timbulnya lapisan minyak yang kemudian membuat masakan menjadi berbahaya karena telah berubah menjadi sumber lemak jahat. Ketiga, jangan dicampur dengan bahan lain yang berisiko menimbulkan kolesterol, karena hal inilah yang kemudian menyebabkan santan memicu tingginya kadar kolesterol. Tak hanya itu, santan juga sebaiknya dikonsumsi saat keadaan perut tidak kosong terutama bagi para penderita maag, karena dapat memberikan efek samping berupa perut yang begah dan perih.
Setelah mengetahui serba-serbi info juga fakta tentang santan semoga kita semua dapat memulai hidup sehat dari sekarang. Jangan salah kaprah lagi ya dan biasakan untuk tidak menyalahkan makanan saat tubuh kita sakit, tapi syukuri makanan yang ada dan tetap konsumsi secukupnya ^^. Jangan lupa untuk tetap makan makanan sehat dan bervariasi ya guys, meskipun masih nuansa lebaran tapi tetap jaga kesehatan, pola makan, dan tetap laksanakan aktivitas fisiknya!. Stay at home, stay healthy, and always be grateful!. See you di Giziklopedia edisi selanjutnya~
Sumber:
- Tim dokteranda. Seputar diet, makanan, dan suplemen. Jakarta Pusat: Penebar Plus; 2012. 214 p.
- Lingga L. Terapi kelapa untuk kesehatan dan kecantikan. Bandung: PT Elex Media Komputindo; 2012. 52-56 p.
- Su’i M. Isolasi asam laurat dari santan kelapa dengan metode enzimatis. Yogyakarta: Deepublish; 2020. 24 p.
“Take care of your body. It’s the only place you have to live”
(Jim Rohn)
Bidang Penelitian, Penalaran, dan Keilmuan
Himpunan Mahasiswa Ilmu Gizi
#dirumahaja #sehatitumudah
#PPKHMIG
#HMIGGoresanKarya
#GoreskanLangkahWujudkanKaryaNyata