(024) 76402881 gizi@fk.undip.ac.id

Ikan – Ikan Endemik Kaya Gizi yang Belum Banyak Diketahui Masyarakat

[GIZIKLOPEDIA]

[Seputar Info : Giziklopedia Ikan Endemik di Indonesia]

Hai, sobat nutrilicious!

Kangen gak sih sama Giziklopedia?

Di Giziklopedia bulan September ini, kita akan sama-sama mengenal beberapa ikan endemik yang ada di Indonesia. Ikan endemik tuh apa sih? Jadi ikan endemik itu ikan yang hanya berada di perairan daerah-daerah tertentu saja. Faktanya, ikan ini ternyata punya kandungan gizi yang banyak dan sangat baik untuk kesehatan, tapi sayang sekali nihh, masyarakat belum tau betul manfaat dari ikan-ikan ini. Untuk info selanjutnya, bisa simak giziklopedia di bawah ini ya!

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi di bidang perikanan. Berdasarkan pada data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), tingkat konsumsi ikan di Indonesia sebesar 50,69 kg/kapita/tahun pada tahun 2018 dan 54,50 kg/kapita/tahun pada tahun 2019. Angka ini meningkat pada tahun 2022 menjadi 56,48 kg/kapita/tahun.1 Meskipun mengalami kenaikan, jumlah ini masih mengalami ketertinggalan jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang jumlah penduduknya lebih sedikit, seperti Jepang yang tingkat konsumsi ikannya 140 kg/kapita/tahun. Begitu juga dengan Malaysia dan Korea Selatan yang memiliki tingkat konsumsi ikan masing-masing sebesar 70 kg/kapita/tahun dan 80 kg/kapita/tahun.2

Kekayaan jenis ikan air tawar termasuk didalamnya ikan asli dan ikan endemik (freshwater fish) di Indonesia tercatat sebanyak 1.248 jenis.3 Ikan endemik menjadi salah satu sumber pangan protein hewani yang jarang diketahui manfaatnya oleh masyarakat. Ikan endemik merupakan jenis ikan yang berada pada suatu daerah tertentu dan biasanya mendiami wilayah-wilayah khusus seperti sungai dan danau. Sangat disayangkan, masyarakat masih kurang mengetahui manfaat dari ikan endemik, padahal selain harganya yang lebih terjangkau, ikan endemik memiliki rasa yang enak dan kaya akan zat gizi. Berikut adalah beberapa ikan endemik Indonesia yang dapat menjadi sumber protein hewani lokal.

  1. Ikan Tawes

Ikan tawes (Barbonymus goninotus) merupakan salah satu ikan air tawar yang banyak dibudidayakan di pulau Jawa, terutama di daerah Tulungagung. Ikan ini mendiami sungai, rawa, atau danau. Memiliki ukuran tubuh dan sisik yang cukup besar serta bentuknya pipih.  Bentuk tubuh ikan tawes seperti busur dengan moncong runcing, kecil, dan memiliki dua pasang sungut kecil.  Ikan tawes biasa dikonsumsi dengan cara digoreng, dipindang, dimasak menjadi ikan bumbu kuning, atau dijadikan ikan asin sebagai pelengkap masakan. Kandungan gizi dalam 100 gram ikan tawes terdiri dari 19 g protein, 13 g lemak, 150 mg fosfor, 150 mcg vitamin A,  dan 48 mg kalsium.4

  1. Ikan Belida

Ikan belida (Chitala sp.) merupakan ikan endemik yang berasal dari Pulau Sumatera, terutama tersebar di hampir semua sungai di provinsi Sumatera Selatan juga di daerah Kalimantan Timur. Ikan belida memiliki mulut yang kecil di bagian ujungnya dan bagian tubuhnya menyerupai bentuk pisau. Pemanfaatan ikan belida biasanya sebagai bahan baku pempek, kerupuk, dan kemplang. Di Kalimantan Timur, ikan belida dimanfaatkan sebagai bahan baku pengolahan kerupuk dan amplang. Kandungan gizi dalam 100 gram ikan belida terdiri dari energi sebesar 80 kkal, protein 14,7 g, lemak 1,4 g, karbohidrat 2,2 g, kalsium 303 mg, fosfor 315 mg, besi 1,3 mg, natrium 41 mg, kalium 356 mg, serta seng 0,8 mg.5

  1. Ikan Betok

Ikan betok atau biasa disebut juga dengan istilah ikan papuyu, termasuk dalam kelas Pisces, ordo Labyrinthici, Family Anabantidae, Genus Anabas dan Spesies Anabas testudineus Bloch. Ciri morfologi Ikan Betok adalah bentuknya lonjong lebih pipih ke belakang, kepala besar, mulutnya yang tidak dapat disembulkan, kepala bersisik kasar, sirip perut dapat digerakkan untuk berjalan pada permukaan lumpur yang kering, badan berwarna coklat agak hitam kehijau-hijauan. Ikan Betok biasa ditemukan di perairan umum seperti danau, sungai, rawa-rawa dan perairan payau. Daerah penyebaran ikan Betok di Indonesia meliputi daerah Sumatera, Bintan, Kalimantan dan Madura. Kandungan gizi yang terkandung dalam 100 gram ikan betok adalah energi 120 kkal, lemak 4,9 g, karbohidrat 4,6 g, protein 14,3 g, kalsium 329 mg, fosfor 436 mg, natrium 240 mg, kalium 169 mg, serta tembaga 800 mcg. Ikan betok memiliki manfaat untuk membantu pembentukan otot tubuh.6

                Demikian beberapa jenis ikan endemik yang terdapat di beberapa daerah di Indonesia yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber pangan protein hewani dengan harga yang terjangkau, rasa yang enak, serta kaya akan kandungan zat gizi yang baik untuk tubuh.

Nah, gimana nih Nutrilicious? Apakah di daerah asal kalian ada salah satu ikan di atas? Yuk, kita sama-sama manfaatkan kekayaan alam yang kita miliki dengan sebaik-baiknya demi mencukupi kebutuhan gizi kita.

 

Daftar Pustaka

  1. Rahmawati YAS, Asih SASLC, Putri A, Putri RE, Ayuningtyas DT, Mulyani D, et al. Analisis Pola Konsumsi Ikan Masyarakat Kabupaten Jombang, Jawa Timur pada Masa Pandemi dan Endemi Covid-19. Journal of Marine and Coastal Science. 2023;12(2): 51 – 57 .
  2. Djunaidah IS. Tingkat Konsumsi Ikan di Indonesia: Ironi di Negeri Bahari. Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan. 2017;11(1):12-24.
  3. Jubaedah I, Sayida BR, editors. Ikan Asli dan Endemik di Perairan Umum Daratan Pulau Jawa: Biologi, Pemanfaatan dan Upaya Pelestariannya. Prosiding Seminar Nasional Ikan; 2022.
  4. Kiranawati TM, Wibowotomo B, Hakim WR. Kadar Proksimat dan Sifat Fisik Ikan Tawes (Barbonymus Gonionotus) dengan Lama Waktu Presto Berbeda. Jurnal Bosaparis: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. 2021;12(3):128-135.
  5. Putranto HF, Asikin AN, Kusumaningrum I. Karakterisasi Tepung Tulang Ikan Belida (Chitala sp.) sebagai Sumber Kalsium dengan Metode Hidrolisis Protein. Ziraa’ah Majalah Ilmiah Pertanian. 2016;41(1):11-20.
  6. Inara C. Ikan Betok (Anabas testudineus Bloch) Sebagai Asupan Gizi Pembentuk Otot Tubuh dan Kesehatan. JARGARIA SPRINT: Journal Science of Sport and Health. 2020;1(1):39-42.

 

People want honest, flavourful food. Not some show-off meal that takes days to prepare..”

– Ted Allen

Bidang Penelitian, Penalaran, dan Keilmuan
Himpunan Mahasiswa Ilmu Gizi