(024) 76402881 gizi@fk.undip.ac.id

Potensi Growol sebagai Pangan Fungsional

[GIZIKLOPEDIA]

[Seputar Info : Potensi Growol sebagai Pangan Fungsional]

Hai, Nutrilicious!

Bertemu lagi dengan Giziklopedia di bulan Mei, nih..

Sobat nutrilicious masih ingat gak nih di giziklopedia bulan April kita membahas apa? Yup, kita kemarin sempat berkenalan lebih lanjut dengan teman kecil berduri kita yang hidup di lautan, yaitu bulu babi atau landak laut. Kalau sekarang kita mau kenalan sama apa lagi, yaa?

Nah, untuk giziklopedia di bulan Mei ini, kita akan membahas tentang makanan tradisional khas Indonesia yang ternyata merupakan sumber probiotik yang baik, loh. Jadi, sumber probiotik itu gak cuma dari yoghurt aja, yaa. Bahkan melalui makanan tradisional seperti growol, kita dapat memperoleh sumber probiotik yang baik untuk pencernaan kita. Yuk, langsung aja simak penjelasannya di bawah ini!

Pangan fungsional merupakan makanan yang tidak hanya memiliki fungsi untuk  memenuhi kebutuhan gizi, tetapi juga memberikan fungsi lain yaitu untuk mencegah dan menangani suatu penyakit karena kandungan senyawa yang terdapat dalam pangan tersebut. Salah satu senyawa yang termasuk dalam komponen fungsional adalah probiotik.1 Makanan tradisional Indonesia yang memiliki kandungan probiotik diantaranya adalah growol.

Growol, makanan lokal daerah Kulon Progo, Yogyakarta, merupakan makanan fungsional hasil fermentasi singkong yang dibuat melalui tahapan perendaman, pencetakan, dan pengukusan. Selama proses perendaman, terjadi fermentasi oleh probiotik bakteri asam laktat. Lactobacillus plantarum dan Lactobacillus rhamnosus adalah bakteri utama yang terlibat dalam pembuatan growol. Proses fermentasi inilah yang membuat growol memiliki cita rasa serta aroma asam yang khas.1 Growol dikonsumsi oleh para petani pada zaman dahulu, sebagai pengganti nasi saat mereka memanen padi di sawah atau saat musim paceklik. Di dalam growol terkandung 46,20 gram karbohidrat, 23,39 gram lemak, 7,66 gram protein, dan 19,55 gram serat.4

Tahap-tahap pengolahan growol meliputi pengupasan ubi kayu, pengirisan, perendaman (fermentasi spontan) selama 3-5 hari, pencucian dan pemisahan serat ubi kayu, pengepresan, penggilingan dan pengukusan. Lactobacillus dalam proses fermentasi singkong yang direndam selama 48 jam sebanyak 4,80×108 cfu/g. Setelah dikukus selama 15 menit growol mengandung bakteri asam laktat sebanyak 1,0×105cfu/g. Probiotik adalah organisme hidup yang dapat memberikan pengaruh menguntungkan terhadap kesehatan bagi host nya ketika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup dan sesuai jumlah mikrobia dalam usus.2 Melalui beberapa studi sebelumnya telah membuktikan efek konsumsi growol terhadap pencegahan dan penanganan penyakit tidak menular seperti diare, sebab probiotik yang terdapat dalam growol mampu menekan pertumbuhan bakteri penyebab diare.1

Proses fermentasi singkong menjadi growol mampu menghidrolisis senyawa karbohidrat pada singkong menjadi senyawa asam-asam organik. Kandungan karbohidrat seperti gula-gula sederhana yang ada dalam singkong berperan mendukung kehidupan mikrobia alami yang selanjutnya diubah menjadi senyawa asam. Perubahan senyawa karbohidrat menjadi senyawa asam ini mengakibatkan penurunan indeks glikemik pada growol, sehingga growol dapat berpotensi untuk digunakan sebagai pangan fungsional dalam penanganan masalah diabetes melitus.1 Selain itu, proses fermentasi singkong menjadi growol juga meningkatkan kadar serat pada singkong.3

Growol merupakan makanan tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber probiotik yang lebih terjangkau. Selain itu, kandungan serat yang tinggi serta indeks glikemik yang rendah dapat menjadi solusi bagi orang-orang yang ingin mengkonsumsi sumber probiotik dengan kadar serat tinggi serta kadar gula yang rendah.

Nah, itulah penjelasan mengenai potensi dari growol sebagai pangan fungsional. Kandungan gizi yang terkandung dalam growol membuat kita mengetahui bahwa makanan tradisional bukan hanya sekedar makanan yang mengenyangkan dan memenuhi kebutuhan gizi saja, tetapi juga dapat memberi manfaat bagi kesehatan. Gimana nih, setelah membaca artikel di atas? Pastinya sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan, ‘kan? Sobat Nutrilicious kalau lagi jalan-jalan ke Kulon Progo, Yogyakarta, boleh nih mencoba growol.

 

Daftar Pustaka

  1. Puspaningtyas DE, Sari PM, Kusuma NH. Analisis Potensi Prebiotik Growol: Kajian Berdasarkan Perubahan Karbohidrat Pangan. Journal of The Indonesian Nutrition Association. 2019;42(2):83-90.
  2. Afrianto S, Wariyah C. Karakteristik Growol yang Dibuat dengan Variasi Varietas Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) dan Lama Fermentasi. Jurnal agritech. 2020;40(3):254-261.
  3. Puspaningtyas DE, Sari PM, Kusuma NH, Helsius S. Indeks Glikemik Cookies Growol: Studi Pengembangan Produk Makanan Selingan Bagi Penyandang Diabetes Mellitus. Jurnal Gizi Klinis Indonesia. 2020;17(1):34.
  4. Puspaningtyas DE, Nekada CD, Sari PM. Penambahan Inulin terhadap Indeks Glikemik dan Beban Glikemik Cookies Growol: Pengembangan Makanan Selingan Diabetes. Aceh Nutrition Journal. 2022;7(2):169-178.

 

People want honest, flavourful food. Not some show-off meal that takes days to prepare..

– Ted Allen

 

Bidang Penelitian, Penalaran, dan Keilmuan
Himpunan Mahasiswa Ilmu Gizi